Tugas bahasa indonesia

Nama :

Nim

Kelas

Mata Kuliah

Dosen Pengampu : Firnanda Aditya, M.Pd.

: Vera

: 12010095

: 6D PGMI

: Bahasa Indonesia

A. Metode Pembelajaran Bahasa Indoenesia

Metode pembelajaran bahasa adalah rencana pembelajaran bahasa yang melibatkan pemilihan, definisi, dan pengaturan sistematis dari materi yang akan diajarkan, serta kesempatan untuk memperoleh dan mengembangkan sumber daya.

B. Metode Pembelajaran Bahasa Indonesia

Metode konteks Pembelajaran kontekstual adalah konsep pembelajaran yang

membantu guru menghubungkan berbagai hal dengan situasi nyata, dan pembelajaran yang mendorong siswa menghubungkan pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari sebagai anggota keluarga dan masyarakat.

Metode kontekstual lahir sebagai jawaban atas teori perilaku yang mendominasi pendidikan selama puluhan tahun. Metode kontekstual mengakui bahwa belajar adalah proses yang kompleks dengan banyak langkah yang jauh melampaui metode berorientasi praktik dan metode stimulus-respons. Menurut Nuri (2001), pembelajaran kontekstual memungkinkan siswa untuk memperkuat, memperluas dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan akademik mereka dalam setting yang berbeda di dalam dan di luar sekolah, memungkinkan siswa untuk memecahkan masalah dunia nyata atau masalah simulasi.

Harus diingat bahwa metode kontekstual adalah konsep yang terbukti mengandung banyak penelitian terbaru di bidang kognisi. Oleh karena itu, metode kontekstual dapat digunakan dalam pengajaran tatap muka. Contextual Teaching and Learning (CTL) menyediakan strategi pembelajaran yang memungkinkan siswa belajar dengan cara yang lebih bermakna dan menyenangkan. Strategi yang ditawarkan dalam CTL dirancang untuk membantu siswa menjadi aktif dan kreatif. Oleh karena itu, guru juga dituntut untuk lebih kreatif dalam mengimplementasikan strategi tersebut.

Ada tujuh elemen penting dari strategi ini, yaitu:

Penelitian, tanya jawab, konstruktivisme, pemodelan, komunitas belajar, penilaian otentik dan refleksi. Ketujuh unsur tersebut diharapkan dapat diterapkan selama proses pembelajaran berlangsung.

1) permintaan

Penemuan (eksplorasi) adalah elemen kunci dari pembelajaran kontekstual. Siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan tidak hanya dengan menghafal fakta, mereka datang dari pengalaman menemukan diri mereka sendiri. Guru harus selalu merancang pembelajaran yang muncul melalui penemuan. Misalnya, untuk mengajar kalimat majemuk, guru tidak hanya menyampaikan fakta dalam ceramah, tetapi siswa menggabungkan kalimat individu hingga menemukan sifat-sifat kalimat majemuk. Tentu saja, pembelajaran harus menarik dan menantang. Siswa dapat menemukannya sendiri tanpa harus melihat buku.


Inilah siklus penemuannya:

A. pengamatan

B. untuk bertanya

C Spekulasi

D. Pengumpulan data

e) Kesimpulan

2) pertanyaan (pertanyaan)

Biasanya, pengetahuan dan keterampilan seseorang dimulai dengan sebuah pertanyaan. Untuk mengetahui tentang Chairil Anwar, biasanya muncul pertanyaan: Siapakah Chairil Anwar? Barulah ada yang membuka buku, mempertanyakan dan mendiskusikan Chairil Anwar. Pertanyaan-pertanyaan tersebut berguna untuk mendorong, membimbing dan menilai keterampilan siswa. Bagi siswa, pertanyaan berguna untuk mencari informasi, memverifikasi informasi yang diterima, mengarahkan perhatian dan mengkonfirmasi penemuan yang dibuat.

3) Konstruktivisme (Konstruktivisme)

Siswa perlu dibiasakan untuk memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna untuk diri mereka sendiri dan berjuang dengan ide-ide mereka. Hal ini memungkinkan siswa untuk membangun gejala menggunakan pemikiran mereka sendiri. Konstruktivisme merupakan landasan cara berpikir kontekstual (filosofis), yaitu bahwa pengetahuan dibangun secara bertahap, yang hasilnya diperluas oleh konteks yang terbatas dan bukan kapan. Orang perlu membangun pengetahuan dan memberinya makna melalui pengalaman, bukan hanya melalui ingatan dan hafalan. Ketika belajar bahasa tentu tidak ada kuliah tentang menulis, tetapi siswa langsung diajari cara menulis. Berdasarkan pengalaman menulis ini, siswa tahu apa yang harus ditulis dan bagaimana menulis. Hal ini memungkinkan siswa untuk membangun konsep dasar menulis. Membiasakan siswa melakukan, mengidentifikasi, menunjukkan, mencipta, membaca, berbicara dll. Sebagai seorang guru, Anda harus (1) membuat informasi bermakna dan relevan bagi siswa;

(2) memungkinkan siswa untuk menemukan dan menerapkan ide mereka sendiri; dan (3) mendorong siswa untuk menggunakan strategi belajar mereka sendiri. Pengetahuan tumbuh dan berkembang melalui pengalaman. Pemahaman menjadi lebih dalam dan menguat ketika berulang kali diuji dengan pengalaman baru.

(4) pemodelan (pemodelan)

Pernahkah Anda memperlihatkan kepada siswa rekaman puisi yang sedang dibacakan agar siswa mengetahui bahwa membacakan puisi yang indah dan bagus itu seperti suara rekaman? Jika ya, itu berarti Anda sudah selesai membuat model. Pemodelan menyediakan model bagi siswa dapat belajar

Kesimpulan Metode audio-language atau disebut juga dengan audio-speaking adalah metode pengajaran bahasa asing yang menitikberatkan pada latihan struktur dan bentuk kalimat dengan kemampuan menyimak dan berbicara sebelum membaca dan menulis

C. Penutup

Pembelajaran kontekstual merupakan metode pembelajaran yang menekankan pada keterlibatan penuh siswa dalam proses sehingga mereka dapat menemukan materi yang relevan


belajar dan berhubungan dengan situasi nyata untuk memotivasi siswa

terapkan dalam kehidupan sehari-hari. sehingga Anda dapat menutup

Menerapkan pendekatan kontekstual pada pembelajaran berkelanjutan berpasangan Siklus empat pertemuan ini terbukti meningkatkan kecerdasan mental dan

perasaan para siswa .

D. Daftar Rujukan

- Aguswuryanto. 2010. Jenis Metode pembelajaran.jakarta - Mas’ud

 https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/PRASI/article/view/8927/5765

  - Wulida Nurul Fauziah. 2018 penggunaan metode

Komentar